Minggu 4 Dung Trinitatis Jamita
: Mateus 10 :16-22
Minggu 23 Juni 2013 Sibasaon
: Galatia 4:4-9
J
|
ika kita memasuki dunia profesi tertentu, kita wajib
memenuhi persyaratan kerja yang diterapkan oleh pemberi pekerjaan.Tujuannya
supaya kita mengikuti ritmekerja dari perusahaan tersebut dan dapat melakukan
tugas dengan baik. Hasil yang dicapaipun maksimal. Demikian juga sebagai utusan
Yesus Kristus, Ia memberikan syarat-syarat kepada para muridNya. Sekalipun tak
seorang pun dapat memenuhi syarat-syarat yang Yesus berikan karena memang kita
tidak layak dihadapan Allah, tetapi hanya karena anugerah Allah saja kita yang
belum memenuhi syarat ini, diperkenankan untuk melayaniNya.
Namun hal ini tidak berarti bahwa kita tidak perlu
menunjukkan kualifikasi apapun. Sebaliknya, Yesus menuntut kita agar semaksimal
mungkin memenuhi persyaratan yang Yesus berikan. Kita harus mengupayakan
dengan sungguh agar kita mampu memenuhi kriteria itu. Apa saja syarat-syarat
utusan Kristus yang harus kita upayakan setiap waktu ?
1.
Cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati
Dalam
pengajaranNya, Yesus mengingatkan kepada murid-muridNya bahwa
mereka akan menghadapi berbagai penderitaan atau tantangan, yaitu tantangan pisik, masa depan dan tantangan iman yang berat. Tantangan-tantangan inilah yang diungkapkan dengan
perkataan serigala. Untuk menghadapi
segala tantangan, orang percaya sebagai utusan Kristus harus "Cerdik"
Sebenarnya seluruh gereja Kristus, gereja yang diutus
kedalam dunia, setiap saat tidak terlepas dari bahaya dan ancaman, untuk itu
diingatkan agar lebih berhati-hati dan tetap memilih suatu sikap yang arif dan
bijaksana yaitu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Cerdik yang
dimaksud bukan berarti cerdik busuk, melainkan pintar dan bijaksana supaya
mereka dapat luput dari bahaya. Yang disarankan untuk ditiru bukanlah sifat
negatif kelicikannya yang mau mematuk atau menggigit, yang mau diteladani
adalah kesigapan yang luar biasa dan kepintaran yang bijaksana itu. Tetapi
dengan serentak sifat burung merpati. yaitu ketulusan harus tetap dipelihara.
Orang Yahudi menganggap burung merpati sebagai
burung yang jauh dari kelicikan. Perasaan itu dapat kita mengerti bila kita
mengamati burung merpati. Dalam syair-syair Latin merpati dipertentangkan
dengan burung gagak. Jadi ditengah-tengah kebijaksanaan ketuluaan kristen tetap
harus nyata. Kata tulus juga berarti tidak ada niat dan maksud jahat dalam
pikiran dan perbuatan hidup sehari-hari. Perlu kesetiaan dalam mengikut Yesus,
melayaniNya dan memberitakan firmanNya. Kita melakukan pelayanan bukan sekedar
rasa tertarik dan bukan pula karena kita mempunyai ambisi pribadi, melainkan
karena kita diutus oleh Tuhan yang empunya pekerjaan ini.
2.
Waspada serta teguh dalam berbagai pencobaan.
Masa depan
dari hidup orang-orang percaya dalam mengikut Yesus diperhadapkan kepada
berbagai kesulitan. salah satu diantaranya desakan ekonomi dan masa depan
anak-anak dan keturunannya.
Sebagian orang
Kristen telah meninggalkan keyakinannya dan berpindah kepada agama dan
keyakinan lain oleh karena desakan ekonomi dan masa depannya. Itu sebabnya kita
harus selalu waspada dan mengusahakan supaya hidup ini diisi dengan firman
Tuhan sehingga dapat bertahan dan sungguh sungguh hidup dalam kebenaran firman
Tuhan serta percaya bahwa Tuhan Yesus menyertai, menguatkan dan menghibur
dalam semua tantangan kehidupan. Bukankah Tuhan Yesus telah
mengatakan:"Aku akan menyertai engkau sampai pada akhir zaman
"(Mat.28;20). Dengan demikian bagi orang percaya tidak ada istilah
berputus asa atau kalah dalam menghadapi tantangan hidupnya. Tetapi tetap
bertahan memperkenalkan Kristus dalam berbagai kehidupannya ditengah masyarakan
dimana dia berada. Sebab firman Tuhan mengatakan; "Siapa yang bertahan
sampai pada akhirnya, maka bagiannya akan di berikan mahkota kehidupan".
Percayalah bersama Yesus kita dimampukan.
3.
Rela berkorban
Sebagai utusan dan pelayan Tuhan dituntut kerelaan untuk
berkorban. Rela untuk
mengorbankan sesuatu yang menurut kita paling berharga dalam hidup ini.
Bersedia hidup untuk mematikan keinginan-keinginan daging dalam diri kita. Jika keinginan diri sendiri masih menguasai hidup kita maka
kita tidak layak untuk melayani Tuhan. Karena seorang yang dikuasai keinginan diri tidak layak
untuk melayani Tuhan. Keinginan untuk memuaskan keinginan hati sendiri dan mencari keuntungan menjadi dasar
pelayanannya. Yesus tidak
menghendaki watak demikian dalam diri para pekerjanya. Itu sebabnya Yesus memberikan syarat kepada kita: "Tinggalkan semua keinginanmu dan layanilah Aku!"
Untuk itu
sebagai utusan dan pelayan Tuhan marilah kita menyadari bahwa kita tidak
bekerja untuk diri sendiri dan tidak pula bekerja seorang diri. Sebagai orang
yang diutus, maka disatu pihak kita dipercayai dan ditanggungjawabi sebuah
tugas dan dilain pihak kita ditopang, dimotivasi, diikutsertakan, dipakai,
dimantapkan, diberi visi dan ditempatkan dalam jaringan kerja oleh Dia yang
mengutus kita. AMIN.
Syalom,
Pdt. B. Lubis, STh
Pdt. B. Lubis, STh
GKPA Resort
Batangtoru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar