Selamat Datang di Blogspot Sioban Barita GKPA HORAS.........

Selasa, 06 Agustus 2013

TUHAN MENENTANG MEREKA YANG MENGHISAP ORANG SENGSARA

Minggu : 11 Agustus 2013                                             Jamita : Amos 8:4-7
Minggu : XI Trinitatis                                                    Sibasaon : Lukas 16:19-31


Berbicara tentang orang miskin - menghantar kita pada sebuah dialog ketika Yesus diurapi oleh Maria di kota Betania. Berdasarkan Yoh. 12:1-8, Maria meminyaki kaki Yesus dengan minyak narwastu murni yang sangat mahal harganya. Melihat peristiwa peminyakan kaki Yesus itu, Yudas Iskariot menjadi marah. Alasan kemarahannya diungkapkan dalam ay. 5: "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" Sebuah alasan yang luar biasa baiknya. Alasan yang menunjukkan keberpihakan pada orang-orang miskin. Bila kita melihat sebatas itu, tentu kita akan menaruh apresiasi yang luar biasa terhadap Yudas. Namun, pada ay. 6 dikatakan alasan di balik sikap Yudas tersebut: " Hal itu dikatakannya bukan karena dia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri..."

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, seringkali realita di tengah-tengah kehidupan kita menunjukkan bahwa orang-orang miskin termasuk orang-orang yang lemah, kurang bahkan tidak berpendidikan, sehingga mudah "dimanfaatkan". Kita lihat saja apa yang terjadi di tengah-tengah bangsa Indonesia ini, pemerintah menggulirkan Bantuan Langsung Tunai - sebuah perhatian pada kehidupan orang miskin. Tetapi, siapa yang menerima bantuan itu? Belum lagi bila kita berbicara tentang apa yang dialami oleh masyarakat di pedesaan - mereka yang hidup dalam kemiskinan karena terlilit tengkulak dan rentenir.

Kenyataan yang demikian juga yang terjadi dalam kehidupan Bangsa Israel pada masa Amos. Sebagai umat Tuhan, mereka melakukan ketidakadilan, bahkan menindas kehidupan sesamanya. Pada Amos 5:7 dikatakan: "Hai kamu yang mengubah keadilan menjadi ipuh dan yang mengempaskan kebenaran ke tanah." Dan pada ay. 11 dikatakan: "Sebab itu, karena kamu menginjak-injak orang yang lemah dan mengambil pajak gandum daripadanya..." Berdasarkan hal ini, Firman Tuhan menurut bahwa sumber kemiskinan adalah ketidak-adilan. Mungkin masih ingat betapa miskinnya masyarakat Papua di lumbun; Daerah yang memiliki kekayaan alam terbesar di negeri ini, tetapi' hidup mereka jauh dari layak. Karena apa? Karena ketidak-adilan.
Melalui Evangelium ini, secara tegas Firman Tuhan katakan dalam ay.7: "Tuhan telah bersumpah demi kebanggaan Yakub: Bahwasanya Aku tidak akan melupakan untuk seterusnya segala perbuatan mereka." Artinya, Allah sungguh tidak berkenan dengan perbuatan-perbuatan yang "memanfaatkan" kemiskinan orang lain. Karena Tuhan katakan pada ay. 10 a: "Aku akan mengubah perayaan-perayaanmu menjadi perkabungan, dan segala nyanyianmu menjadi  ratapan." hal ini menunjukkan bahwa Allah sungguh berpihak pada orang-orang miskin dan tidak berdaya.

Keberpihakan ini juga semakin dipertegas oleh Tuhan Yesus. Dalam Injil Matius 25:31-46, ketika Yesus menjawah pertanyaan orang orang, maka dalam ay. 40 dikatakan: "Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku." Itu berarti, Tuhan Yesus mau mengatakan bahwa perbuatan baik yang kita lakukan terhadap orang-orang miskin dan sengsara - merupakan sebuah perbuatan terhadap Tuhan. Kenapa demikian? Karena kehadiran orang miskin merupakan manifestasi kehadiran Allah di tengah-tengah dunia ini. Seorang teolog dari Korea yang bernama Choan Seng Song menyebutkannya dengan sebuah istilah yang sangat menarik: "Allah yang turut menderita." Sehingga segala sesuatu yang kita lakukan terhadap orang miskin merupakan perbuatan kita kepada Tuhan. Bila kita "menghisap" orang miskin sehingga penderitaan mereka semakin berat, berarti kita telah melakukannya kepada Tuhan. Sebaliknya, bila kita menolong mereka sehingga beban penderitaannya berkurang, berarti tika telah melakukan yang baik bagi Tuhan.

Saudara-saudara, bila kita telusuri lagi Matius 25:31-46, ternyata perbuatan kita terhadap orang miskin memiliki ganjaran. Dalam ay. 46 dikatakan: Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal." Hal ini tentu saja sejalan dengan Epistel dari Lukas 16:19-31 - ternyata orang kaya yang tidak perduli terhadap Lazarus yang miskin itu - dia dihukum di alam maut. Oleh karena itu, melalui Firman Tuhan ini, Tuhan mengajak kita untuk perduli terhadap mereka yang hidup dalam kemiskinan dan tidak "memanfaatkan" kemiskinan mereka untuk keuntungan diri kita. Tuhan memberkati. Amin.



KEKAYAAN VS KEMISKINAN


Minggu, 11 Agustus 2013                                                 Jamita Sibasaon :Lukas 16:19-31
Minggu XI Trinitatis       




Nats ini merupakan perumpamaan Tuhan Yesus, yang mengajak kita melihat bagaimana isi atau tujuan perumpamaan ini. Untuk dapat lebih memahami apa yang diharapkan dari nats ini maka ada beberapa hal yang mungkin akan mempermudah kita untuk mengerti: Hukum untuk manusia yang tidak mendengar nasihat dan kebahagiaan bila Tuhan menolong.

1.Kekayaan itu baik adanya

Didalam nats ini, tidak ada disebutkan nama si orangkaya tetapi sangat jelas dikatakan tentang kekayaannya, melalui: a. berpakaian jubah dari bahan yang halus, b. setiap hari bersukaria dalam kemewahan. Melalui perkataan itu menunjukkan bagaimana banyaknya manusia yang hidup dalam kemewahan. Tetapi perlu diingat bahwa kekayaan bukan jaminan akhir.

2.       Disisi lain banyak orang hidup dalam kesusahan dan penuh kegetiran

Lasarus adalah ikon manusia di dalam kemiskinan, Lasarus yang artinya Tuhan adalah penolongku. Melihat dari arti nama Lasarus, menggambarkan dia adalah orang yang selalu membutuhkan pertolongan, hal ini bisa dilihat dari: a. badannya penuh dengan borok, b. berbaring dekat pintu orang kaya, c. menghilangkan lapar dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya, d. malahan anjing-anjing yang datang dan menjilat boroknya. Gambaran diatas menunjukkan bagaimana kehidupan di dunia ini dan mengingatkan kita berusahalah mengisi kehidupan dengan bekerja disaat kita masih mampu dan diberi kesempatan dalam kesehatan.
3.Manusia akan menerima upahnya dipenghakiman akhir

Sulit menemukan titik temu antara kehidupan si kaya dan si miskin, sudah hampir tidak pernah si kaya dan si miskin hidup bergandengan di dalam suatu komunitas. Apa penyebabnya? Tentu karna kebutuhan dan sumber yang berbeda. Tetapi apakah kekayaan dan kemiskinan di dunia mempengaruhi di penghakiman akhir? Tentu tidak! Sebab dimata Tuhan tidak ada si kaya dan si miskin. Hanya bagaimana manusia itu menempatkan dirinya sebagai ciptaan dan mensyukuri segala yang ada dan yang diperoleh adalah anugerah.

Demikian di hari penghakiman manusia akan menerima upahnya sesuai dengan apa yang dilakukan. Artinya harta di dunia bukan jaminan untuk beroleh kehidupan yang kekal seperti yang ditunjukkan atau digambarkan pada nats ini (ay 22-23).


4.       Berbahagialah orang yang mendengar firman Tuhan dan memeliharanya dalam kehidupannya

Kedudukan manusia sama di mata Tuhan baik si kaya maupun si miskin sama-sama harus melalui kematian untuk sampai ke penghakiman akhir. Untuk itu dengar dan peliharalah firman Tuhan dalam kehidupanmu supaya engkau beroleh kehidupan yang kekal di sorga sebab Tuhan Allahmu tidak akan pernah memperhitungkan sekaya apa atau semiskin apa kehidupanmu di dunia. Yang Tuhan perhitungkan bagaimana engkau mempergunakan dan syukuri yang Tuhan telah titipkan dalam kehidupanmu. Amin, Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar